Sabtu, 21 Juli 2012

ACT Serukan Solidaritas Dunia Islam untuk Muslim Rohingnya



Jakarta - Kekerasan yang dialami muslim Rohingnya sebagai minoritas di Myanmar sangat memprihatinkan. Apa yang dialami kaum muslim di negara Junta Militer itu telah menyentuh hati umat
muslim di belahan dunia lain.


Lembaga kemanusiaan di Indonesia, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyerukan dunia internasional dan dunia Islam untuk lebih memberikan perhatian dan bantuan kepada Muslim Rohingnya yang mengalami penindasan militer dari negaranya.

"Kami sudah membantu mereka tahun 2009. Isu Rohingya ternyata eskalatif, bukan mereda malah makin parah. Kami mengimbau dunia internasional, terutama dalam momentum Ramadan ini, dunia Islam berbuat sesuatu yang lebih tegas untuk meminimalisasi ekses kekerasan di Myanmar. Perserikatan Bangsa-bangsa sudah saatnya menggelar Sidang Khusus mengingat krisis ini menyengsarakan ratusan ribu orang. Indonesia sebagai Negara besar di ASEAN juga harus berbuat karena etnik Rohingya ini ada di kawasan ini," ujar Vice Pesident ACT, N Imam Akbari, dalam rilis yang diterima detikramadan, Minggu (22/7/2012).

Sejak menggaungkan ajakan mempedulikan etnik Rohingya pada Selasa (26/6) lalu di Bundaran HI Jakarta, ACT yang membentuk 'ACTion Team for Rohingnya' bersama Masyarakat Relawan Indonesia/MRI telah mengirim Advance Team guna membantu pengungsi Rohingya yang masuk Indonesia. Tim bergerak Jumat (20/7) lalu dan akan terus menyampaikan laporan perkembangan dari lapangan.

Meski dekimian, Imam yang mendapat mandat mengelola isu internasional, mengatakan prosedur memasuki Myanmar tidak mudah. Pihak ACT telah mengurus visa baik melalui kedutaan Bangladesh maupun Myanmar sejak mencanangkan rencana aksi kemanusiaan ke Rohingya tersebut, namun hingga saat ini belum juga mendapat visa.

"Insya Allah dalam Ramadan ini juga, ACTion Team for Rohingya bisa ke Bangladesh. Namun kami tidak semata-mata menanti izin itu, tetapi menggerakkan relawan mendeteksi pengungsi Rohingya yang masuk wilayah kita," jelas Imam.

Salah satu titik keberadaan pengungsi Rohingya adalah di Nanggroe Aceh Daarussalam. Informasi resmi menyebutkan sebanyak 55 muslim Rohingnya ditemukan terdampar ke perairan Bluka Tubai, Krueng Geukuh, Aceh Utara, pada Rabu (1/2) lalu. Imigrasi dan Pemda Aceh Utara kemudian mengevakuasi mereka ke tempat penampungan sementara di bekas Kantor Imigrasi di Peunteut, Blang Mangat, Lhokseumawe. Dua dari 55 warga Rohingya itu, M Nizam dan Kolimullah kabur dari lokasi tersebut pada Rabu (8/2) dan Rabu (15/2). Pada tanggal 22 Februari 2012, pihak Imigrasi dan Pemda Aceh Utara mengirimkan pengungsi tersebut ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pusat di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Sementara itu, ACT melalui relawannya, Dony Aryanto, telah hadir sebagai Advance Team di Tanjung Pinang. "Senin (23/7) sebagai hari kerja instansi pemerintah, insya Allah kami menemui pemegang otoritas Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) yang menampung pengungsi Rohingya dari Myanmar. Jumat (20/7) kami sudah hadir di Tanjung Pinang dan mengupayakan sejumlah assessment agar bisa menentukan jenis bantuan yang layak. Namun demikian, kita akan menyempatkan juga menyampaikan bantuan dasar di sini (Tanjung Pinang). Mengingat belum masuk hari kerja, kami baru memperoleh informasi informal dari sejumlah relawan lokal," jelas Dony.

Menurut relawan ACT lainnya, Luthfi Kurnia, juga terdapat pengungsi Rohingya di Bogor. Mereka dalam pengawasan petugas imigrasi Bogor. "Jumlahnya menurut informasi sementara, ada 12 orang. Besar kemungkinan, jumlahnya di atas itu. Untuk menolong mereka, Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Bogor siap mendukung aksi kemanusiaan ACT melalui Komite Indonesia Peduli Rohingya dan Suriah (Kiprah)," jelas Lutfi.

Muslim Rohingya hampir 20 tahunan hidup dalam teror dan penindasan. Selain assesment di dalam negeri dan menanti proses legal untuk bisa masuk ke sasaran pengungsi di Bangladesh maupun Myanmar, ACT akan melakukan Roadshow ke sejumlah lembaga baik pemerintah maupun sipil guna menggelorakan kepedulian kemanusiaan.
( rmd / rmd ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar